JIMATKALIMOSODO / JIMAT KALIMASADA / JAMUS KALIMOSODO (jimad dalam diri, dalam jiwa) Kalimosodo atau Kalimasadha dalam Cerita Pewayangan istilah jamus
darizaman dahulu hal ini dibuktikan dengan kesimpulan yang dilakukan oleh Sri mulyono yang dia mengutip dari beberapa buku. Menurut ia ada dua garis diubah sendiri diantara Jimat kalimasada, Dewa Ruci, Petruk dadi raja, Wahyu Widayat, dan sebagainya. Lakon yang sering dimainkan Sunan Kalijaga adalah Jimat kalimasada
Peristiwaini menjadikan Jamus Kalimasada menjadi perebutan antara kedua negara tersebut. Petruk sebagai salah satu abdi dalem Pandawa mengetahui hal tersebut, dengan kesaktian dan engaruhnya yang ampuh, dia mampu mendapatkan Jamus Kalimasada dan menduduki singgasana raja kerajaan Lojitengara dan bergelar Prabu Welgeduwelbeh (Wel Edel Bey).
Sakdrunge kuwi wrekudara matur karo kakangekresna yen jimat kalimasada ilang ora reti parane, kresna duka lan di ireh-ireh baladewa. Ning sadurunge tekan ana ing negara Dorowati, Petruk kang anjelma dadi ratu mau dicegat Prabu Baladewa sing wis reti menawane Petruk arep anggempur negara Dorowati, nanging Prabu Baladewa kalah klawan Petruk.
5 Tembung panyandra. - rambute negembang bakung - pundhake nraju emas - galake kaya macan manak. - bangkekane nawon kemit - athi-athine ngudup turi. - alise nanggal sepisan - eseme pahit madu. - drijine mucuk eri - gulune ngolan-olan. - tangane nggandhewa pinenthang - pipine nduren sajuring. - untune miji timun - mripati damar kanginan (blalak
Konondiceritakan Puntadewa belum bisa meninggal sebelum ada yang bisa menjabarkan jimat "Kalimasada" yang kemudian dalam pertapaannya bertemu dengan Sunan Kalijaga di hutan Ketangga yang menjabarkan "Kalimasada"sebagai "Kalimat Sahadat"dan yang meng-Islamkan Puntodewa/Yudistira yang kemudian bisa menemui ajalnya dalam Islam (apabila dipikirkan
Beberapakarakter yang mengalami perubahan dalam hal karakter adalah Dewa Ruci, Petruk, Jimat Kalimasada, Mustakaweni, Semar, dan masih banyak lagi. 5. Metode Menciptakan Beberapa Tembang Jawa Berdasarkan beberapa kisah di atas sudah diketahui bahwa kesaktian Sunan Muria berasal dari perlindungan yang diberikan oleh Allah SWT.
Keteranganpanjang lebar di atas kudapatkan dari buku Mistik dan Makrifat Sunan Kalijaga yang ditulis oleh Achmad Chodim dan diterbitkan oleh penerbit Serambi (penerbit yang juga mengeluarkan versi Indonesia dari The Da Vinci Code yang fenomenal itu). Buku ini tidak memaparkan sejarah Sunan Kalijaga, melainkan ajaran-ajaran Sunan Kalijaga
. Minggu, 19/02/2017 1412 WIBMinggu, 04/02/2018 0227 WIBoleh – Bertempat di alun-alun Majalengka puluhan tokoh seniman, budayawan, praktisi, dan komunitas mengikuti Pengajian Budaya yang bertemakan Mesek Makna Jimat Kalimasada Mengupas Makna Jimat Kalimasada. Ki dalang Momon Sukirman wayang ajen/wayang golekmenuturkan Jimat layang jamus kalimasada merupakan pondasi dasar yang menjadi pijakan setiap manusia. Makna dari Jimat kalimasada adalah Tiada Tuhan selain Allah dan Nabi Muhammad adalah utusan Allah Kalimat Syahadat. Jika dasar ini diterapkan dalam seluruh aspek kehidupan maka kita akan selamat dunia akhirat. “Jimat kalimasada ini bukan hanya menjadi pegangan saja tetapi juga harus diamalkan. Tidak hanya individu saja mengamalkannya tapi Negara juga harus mengamalkan jimat kalimasada ini supaya tercipta Negara yang makmur, bagja raharja,”kata dia, Minggu 19/02. Budayawan yang juga praktisi pendidikan Rahmat Iskandar menerangkan kata Jimat kalimsada ada dalam cerita Bratayuda. Pada saat Sunan Bonang dan Sunan Kalijaga ketika menyebarkan islam di tanah jawa menyampaikan syiar islam melalui media wayang beber. “Melalui media wayang beber tersebut dimasukan ajaran islam yang salah satunya kata Jimat kalimasada. Dengan cara itu banyak masyarakat yang masuk agama Islam setelah mengetahui lebih dalam makna Jimat Kalimsada,” ungkap dia. Ustd Agung WisnuWardhana menyampaikan selepas Demak berdiri sebagai kesultanan Islam, Sunan Kalijaga membuat lakon-lakon wayang yang tak ada dalam kitab Mahabarata. Sunan Kali Jaga melakukan ini untuk memasukkan unsur Islam dalam budaya sebagai cara untuk berdakwah. Salah satu lakon penting adalah tentang Jimat Kalimasada atau di Sunda sering di sebut Layang Jamus Kalimasada, dan kalo di Jawa sering disebut Serat Jamus Kalimosodo. “Kalimasada adalah berasal dari Kalimat Syahadat Aku bersaksi bahwa tiada Ilah kecuali hanya Allah dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah. Jimat Kalimasada ini apabila “diagem” dipake / diyakini /diimani kemudian diimplementasikan aturan yang terpancar darinya. Maka akan menjadikan diri, komunitas, masyarakat dan negara menjadi hebat dan kuat. Bila dilaksanakan untuk menata masyarakat dan negara maka akan menjadikannya gemah ripah loh jinawi, tata tentrem, kerta raharja, baldatun thoyyibatun waroffun ghofur,” tutur dia. Acara Pengajian budaya ini dipandu oleh Vedi Sumantri Seniman Kota Majalengka, di isi dengan penampilan music acoustik oleh Iman Sabumi Seniman, Pementasan wayang golek oleh Ki dalang Momon Sukirman, Sajak oleh Gan Oom Somara De Uci Budayawan, pemaparan materi oleh Rahmat Iskandar Budayawan/Praktisi, Agung Wisnuwardhana aktivis Hizbut Tahrir Indonesia, dan diskusi. Abduh