Beberapadi antara yang terkenal adalah lakon Dewa Ruci, Jimat Kalimasada, dan Petruk Dadi Ratu. Dewa Ruci ditafsirkan sebagai kisah Nabi Khidir. Sedangkan Jimat Kalimasada tak lain Cerita tutur tentang kesaktian orang suci dari Semarang yang dimakamkan di Tembayat ini, menurut De Graaf, sudah beredar luas di kalangan masyarakat
Sejarahdan makna jimat Kalimasada. Ajaran Spiritual Syekh Siti Jenar yang kontroversial. Demikian sedikit informasi tentang ajaran Spiritual dari tokoh-tokoh Pandawa lima yang dapat kami sampaikan pada artikel kali ini. Untuk informasi lain seputar Dunia Spiritual dan Supranatural, dapat dibaca pada artikel Harta Langit yang lain. Semoga
PusakaJamus Kalimasada pemberian Batara Darma untuk Yudistira saat menjabat raja di Amarta. Sebuah pusaka tiada tara kesaktiannya. Putut, 2. Manuksma, 3. Jimat, 4. Deres. TOKOH-TOKOH RESI •Anoman Anoman atau Hanoman merupakan putra Dewi Anjani. Sebagai putra dari Batara Bayu, serta putra angkat dari Batara Guru. Jnana- mengetahui
Iniadalah ajian pelengkap berbagai ajian kesaktian yang dimiliki oleh kalangan pendekar. Ajian ini tidak akan dikeluarkan bila kita tidak terdesak dan tidak dalam kondisi sangat terpaksa. 2. Tanam foto di tanah dengan ditindih batu/bata di dekat tungku yang terbuat dari tanah (Jawa: tumang, luweng). KALIMASADA adalah PASANGAN dari Kayu
Sejakitu Gatotkaca memiliki kesaktian; barang siapa kena gigitannya pasti binasa. Demikian sedikit tentang Brajadenta. tidak mati dalam dalam berperang namun dia moksa setelah bertemu sunan kali jaga dan menanyakan arti yang terkandung dari jimat kalimasada karena dulu hanoman berjanji tidak akan mau mati sebelum mengetahui arti dari
DalamSuluk Kidung Kawedar ini Sunan Kalijaga juga memperkenalkan beberapa surat dan ayat Al-Qur'an, yang dianggap ampuh. Di antaranya surat Al-Ikhlas, yang disebutnya Surat Kulhu, karena dibuka dengan Qulhu, surat An’Aam, yang disebut suratul Ngam Ngam. Maklum, orang Jawa dulu sulit mengucap bunyi huruf Arab ‘ain.
Diamdiam ditusuknya Petruk dengan keris pusaka Kyai Jalak miliknya. Petruk mati. Tapi berkat kesaktian ayahnya (Gandarwa) akhirnya Petruk dihidupkan kembali. Oleh ayahnya, Petruk dibantu untuk merebut kembali jimat Kalimasada. Gandarwa beralih rupa menjadi Duryudana. Ketika Adipati Karna bertemu Duryudana, jimat Kalimasada diserahkan kepadanya.
Oleh Dr. Purwadi, M. Hum. (Ketua Lembaga Olah Kajian Nusantara – LOKANTARA. Hp. 087864404347) A. Ajaran Sunan Kalijaga. Sunan Kalijaga guru suci ing tanah Jawi. Paku Buwana II belajar ilmu agama di Kadilangu Demak Bintara sejak tahun 1715. Dengan diantar oleh Kanjeng Ratu Kencono. Garwa prameswari Amangkurat Jawi ini memang putri
. Oleh para ahli hikmah barang siapa menulis dua kalimat sahadat ini kemudian memutungnya menjadi 2kalimat sahadat allah ditinggal dirumah sahadat rasul kita bawa bepergian selama 2 kalimat itu utuh pada kita dan yg tertinggal juga utuh maka dia tidak akan dimatikan sebelum dia kembali kerumahnya,bahkan pernah dicoba org yg sdh dipenjara akan dihukum pancong waktu dihukum pancung beberapa kali algojo memenggalnya tetap saja dia tidak mempan,sampai akhirnya raja mengampuninya,kerena dua kalimat ini bersumpah tidak akan dibuatnya sengsara org yg memakai satu kalimat ini,kerena allah dan rasulnya akan selalu berkasih-kasihn sepanjang masa,sayang ygsempurna dan cinta yg sejarah tentara belanda dan juga jepang pernah mencobanya dan akhirnya mereka selamat hingga sampairumahnya sendiri. Pertanyaan baru di Seni Apa saja bahan yang digunakan untuk memproses kulit mentaha. kipas angin, blower, ampelas b. jemuran, tali, ampelas c. kipas angin, blower, kursi d. j … emuran, kursi, kipas angin jenis kayu yang digunakan untuk membuat kerajinan tangan kulit nabati adalaha. kayu jatib. beringinc. pohon pisangd. pohon kelapa Pleaseeeee kaaaaa butuhhh bangettttt salah satu daerah di Indonesia yang terkenal dengan kerajinan tangan kulit nabati adalaha. solob. yogyakarta c. donggala d. tasikmalaya lukisan pada media kayu talenan adalah termasuk jenis ragam FiguratifAlam diuraikan, gambar lukisan talenan kayu … tersebut memiliki unsur seni rupa yang tepat yaitu..Berwarna, bidang miring, titik, tekstur keras, dan. bentuk datar, tekstur lembut, berwarna, dan bidang datar, bentuk pesegi, berwarna, dan bertekstur kerasTekstur keras, tak berwarna, titik, bidang datar, dan bentuk persegi
Skip to content Di kepala banyak orang sudah sangat penuh dengan modernisasi teknologi ala barat yang sesungguhnya sangat primitif, sehingga hal yang sangat tabu untuk membicarakan jimat atau sesuatu yang ghaib yang tidak nampak dan tidak bisa dijelaskan secara ilmiah. Orang modern menggunakan kacamata materialistik untuk melihat kebenaran, sehingga terjebak dalam lingkar kepala, tanpa sadar dirinya memiliki teknologi super duper canggih dalam bentuk bathin. kebenaran bagi mereka adalah sesuatu yang tampak dan ilmiah. maka begitu mendengar kata Khasiat Jimat Kalimasada atau pusaka, Ramai ramai langsung menjustifikasi Syirik mitos dan lain sebagainya. Kita percaya pada kekuatan signal provider untuk menyampaikan pesan, kita percaya dan sangat percaya pada kekuatan Obat sebagai alat penyembuh Penyakit, tapi kita memandang sebelah mata pada teknologi leluhur yang sanggup berkomunikasi satu sama lain tanpa menggunakan alat, bahkan melakukan perjalanan jauh tanpa pesawat. kita berteriak mengutuk sesuatu yang ghaib hanya karena tidak tampak. begitu mendengar kata jimat dengan lantang kita mengatakan “syirik! kekuatan hanya milik allah”. tapi begitu menggunakan gadget atau meminum obat, kita lupa bahwa itu juga sejatinya allah yang memberi kekuatan. kita membenarkan dan menyalahkan hanya karena tampak dan tidak tampak. dimana keadilan kita sebagai manusia? PASARAN PREDIKSI MBAH JITU TOP 2D KLIK PASARAN SYDNEY 83 85 89 80 93 95 90 03 05 09 SELENGKAPNYA PASARAN COLOMBO 40 49 48 47 70 79 78 90 98 97 SELENGKAPNYA PASARAN SCOTLAND 48 49 45 41 98 95 91 18 19 15 SELENGKAPNYA PASARAN SINGAPORE 30 34 39 38 90 94 98 80 84 89 SELENGKAPNYA PASARAN JAMAICA 54 53 56 57 64 63 67 74 73 76 SELENGKAPNYA PASARAN UGANDA 69 61 64 67 49 41 47 79 74 71 SELENGKAPNYA PASARAN HONGKONG 97 93 92 94 27 23 24 47 43 42 SELENGKAPNYA PASARAN KENYA 73 76 78 83 86 87 43 46 48 47 SELENGKAPNYA PASARAN SLOVAKIA 80 83 86 89 30 36 39 60 63 69 SELENGKAPNYA Khasiat Jimat Kalimasada/ kalimosodo atau jamus kalimosodo adalah pusaka yang digambarkan oleh kanjeng sunan kalijaga. berupa ilmu bathin yang diwariskan leluhur kita, bahkan di praktekkan oleh baginda dalam bentuk mukjizat. dan di persembahkan oleh para wali dalam bentuk karomah atau keramat. teknologi super canggih yang pernah meluluh lantakan pertahanan penjajah. dahulu, kyai abbas buntet yang terkenal dengan “Panglima 10 November” menghanguskan kapal kapal penjajah hanya dengan sandal bakiak nya, juga pangeran diponegoro yang memukul mundur penjajah dengan menancapkan kerisnya. bahkan ditangan sunan kalijogo, air putih menjadi obat segala penyakit, tak perlu repot repot menggunakan kendaraan untuk sampai ke mekkah, cukup sampan kecil yang digunakan untuk menyebrang sungai, dan dalam hitungan detik mereka sudah sampai di mekkah. bukti betapa canggihnya teknologi nenek moyang kita, dan betapa primitifnya teknologi barat yang saat ini di gembar gemborkan sebagai suatu kecanggihan. Khasiat Jimat Kalimasada adalah racikan “teknologi” tingkat tinggi yang bermodal kepasrahan dan berbahan baku keyakinan yang kuat bahwa tidak ada kekuatan kecuali kekuatan allah, cara pemakainya dengan menggunakan doa doa atau wirid yang bersumber dari kemurnian hati yang di landasi dengan keterikatan bathin dengan tuhan sang pencipta. seseorang yang berada pada puncak kepasrahan akan keyakinan hakiki maka akan melahirkan “sirr”. dan dari sirr itulah bisa diolah dengan bathin dan bisa di transferkan energi ke benda benda atau apa saja, sehingga akan memiliki kekuatan magis luar biasa yang bersumber dari kekuatan tuhan. jimat kalimosodo adalah manifestasi dari kalimat syahadat yang mempunyai “kekuatan allah” secara mutlak. lahir dari proses kesaksian akan syahadatain. siapa yang berpegang teguh pada kekuatan allah, tak satupun kekuatan yang akan menandinginya. Post navigation
Tentang Jamus Kalimasada sebenarnya ada beberapa versi. Salah satunya menyebut kalimasada sebagai jamus atau surat sakral berwujud kitab keramat milik Yudhistira, pemimpin para Pandawa. Namun penjabaran kalimosodo yang paling menjadi perhatian adalah versi ajaran Sunan Kalijaga. Asal Usul Jamus Kalimasada Sebagian orang berpendapat, bahwa istilah Kalimasada diciptakan oleh Sunan Kalijaga berdasarkan Kalimat Syahadat. Dalam ajaran Islam sendiri, Kalimat Syahadat berisikan pengakuan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, dengan Nabi Muhammad sebagai utusan-Nya. Mengingat Sunan Kalijaga menggunakan wayang kulit sebagai media berdakwah, tidak heran bila kemudian istilah kalimasada atau kalimosodo ikut masuk ke dalam cerita pewayangan. Namun ternyata istilah Kalimasada sudah dikenal masyarakat Jawa sejak sebelum kedatangan Islam. Sehingga besar kemungkinan, Sunan Kalijaga memadupadankan istilah ini dengan pemahaman Islam dalam menyebarkan agama. Karena memang Sunan Kalijaga bukan sekedar seorang ulama, tetapi juga budayawan ulung. Sejarah Kalimasada Istilah Kalimasada berasal dari kata Kalimahosaddha, yang ditemukan dalam naskah Kakawin Bharatayuddha. Tepatnya pada tahun 1157 atau sekitar abad kedua belas, di bawah masa pemerintahan Maharaja Jayabhaya, Kerajaan Kediri. Istilah ini dapat dipilah menjadi Kali-Maha-Usaddha, yang artinya adalah obat mujarab Dewi Kali’. Dikisahkan bahwa dalam perang besar antara Pandawa dan Kurawa, panglima Kurawa yang bernama Salya bertempur melawan Yudhistira pada hari kedelapan belas. Yudhistira yang merupakan pemimpin Pandawa melemparkan Kitab Pusaka Kalimasada ke arah Salya. Konon kitab tersebut berubah menjadi tombak dan menembus dada sang panglima. Pusaka Kalimasada atau Jamus Kalimasada menempati peringkat utama di antara pusaka-pusaka Kerajaan Amarta yang lain. Musuh-musuh Pandawa sering berupaya mencuri pusaka tersebut. Namun senantiasa berhasil direbut kembali oleh Yudhistira dan keempat saudaranya. Arti Kalimasada Kata lima’ bermakna angka 5, sedangkan sada’ adalah lidi atau tulang rusuk daun kelapa yang bermakna selalu’. Artinya, kelima hal yang diwakili pusaka kalimodoso haruslah selalu ada dan utuh. Kelima hal atau unsur tersebut adalah Ka-donyan, bermakna keduniawian. Ada istilah aja ngaya dateng donya’ yang artinya jangan mengutamakan hal-hal duniawi. Kebutuhan duniawi boleh dikejar, tetapi tidak boleh diutamakan. Ka-hewanan, bermakna sifat kebinatangan. Artinya manusia tidak boleh bertindak seperti hewan. Harus kenal susila, moral dan etika. Ka-robanan, bermakna hawa nafsu. Artinya manusia jangan sampai memelihara hawa nafsu. Namanya punya hawa nafsu itu manusiawi, tetapi harus bisa dikendalikan. Ka-setanan, bermakna sifat setan. Artinya manusia jangan sampai bertindak gengsi, sombong dan tidak semestinya. Tidak boleh menyesatkan atau berbuat licik. Ka-tuhanan, bermakna kosong. Artinya Tuhan itu ada, sekalipun tidak nampak wujudnya. Tidak bisa diceritakan dengan segala cara, tetapi nyata dan maha kuasa. Konsultasi Seputar Hal Spiritual, Pelarisan dan Pengasihan, Dengan Ibu Dewi Sundari langsung dibawah ini Atau Hubungi Admin Mas Wahyu dibawah ini Bacaan Paling Dicarijamus kalimasadajamus kalimosodokalimosodoJimat kalimosodoKalimasadajimat kalimasadakalimosodo sunan kalijagajimat kalimasada sunan kalijagalayang jamus kalimusadajamuspusoko kalimosodopusaka kalimosodolayang kalimasadakalimasada sunan kalijagaajian kalimasadakitab jamus kalimosodocerita jamus kalimasadakalimasodojamus kalimo sodopusaka kalimasadalayang jamus kalimasadaarti kalimosodojimat kalimo sodokalimasada artinyajimat kalimasodojamus kalimasodolayang kalima sadakalimosodo adalahpengertian jamus kalimosodojamus kalimusadaarti kalimasadasejarah kalimasadacerita wayang jamus kalimasadajimat kaarti layang jamus kalimusadaJamuskalimosodojimat jamus kalimosodokalimusodoJamus layang kalimasadajamuskalimasadaajian jimat kalimosodoilmu kalimosodo sunan kalijagakalima sodoarti jimat kalimasadalayang kalimasada sunan kalijaga
Minggu, 19/02/2017 1412 WIBMinggu, 04/02/2018 0227 WIBoleh – Bertempat di alun-alun Majalengka puluhan tokoh seniman, budayawan, praktisi, dan komunitas mengikuti Pengajian Budaya yang bertemakan Mesek Makna Jimat Kalimasada Mengupas Makna Jimat Kalimasada. Ki dalang Momon Sukirman wayang ajen/wayang golekmenuturkan Jimat layang jamus kalimasada merupakan pondasi dasar yang menjadi pijakan setiap manusia. Makna dari Jimat kalimasada adalah Tiada Tuhan selain Allah dan Nabi Muhammad adalah utusan Allah Kalimat Syahadat. Jika dasar ini diterapkan dalam seluruh aspek kehidupan maka kita akan selamat dunia akhirat. “Jimat kalimasada ini bukan hanya menjadi pegangan saja tetapi juga harus diamalkan. Tidak hanya individu saja mengamalkannya tapi Negara juga harus mengamalkan jimat kalimasada ini supaya tercipta Negara yang makmur, bagja raharja,”kata dia, Minggu 19/02. Budayawan yang juga praktisi pendidikan Rahmat Iskandar menerangkan kata Jimat kalimsada ada dalam cerita Bratayuda. Pada saat Sunan Bonang dan Sunan Kalijaga ketika menyebarkan islam di tanah jawa menyampaikan syiar islam melalui media wayang beber. “Melalui media wayang beber tersebut dimasukan ajaran islam yang salah satunya kata Jimat kalimasada. Dengan cara itu banyak masyarakat yang masuk agama Islam setelah mengetahui lebih dalam makna Jimat Kalimsada,” ungkap dia. Ustd Agung WisnuWardhana menyampaikan selepas Demak berdiri sebagai kesultanan Islam, Sunan Kalijaga membuat lakon-lakon wayang yang tak ada dalam kitab Mahabarata. Sunan Kali Jaga melakukan ini untuk memasukkan unsur Islam dalam budaya sebagai cara untuk berdakwah. Salah satu lakon penting adalah tentang Jimat Kalimasada atau di Sunda sering di sebut Layang Jamus Kalimasada, dan kalo di Jawa sering disebut Serat Jamus Kalimosodo. “Kalimasada adalah berasal dari Kalimat Syahadat Aku bersaksi bahwa tiada Ilah kecuali hanya Allah dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah. Jimat Kalimasada ini apabila “diagem” dipake / diyakini /diimani kemudian diimplementasikan aturan yang terpancar darinya. Maka akan menjadikan diri, komunitas, masyarakat dan negara menjadi hebat dan kuat. Bila dilaksanakan untuk menata masyarakat dan negara maka akan menjadikannya gemah ripah loh jinawi, tata tentrem, kerta raharja, baldatun thoyyibatun waroffun ghofur,” tutur dia. Acara Pengajian budaya ini dipandu oleh Vedi Sumantri Seniman Kota Majalengka, di isi dengan penampilan music acoustik oleh Iman Sabumi Seniman, Pementasan wayang golek oleh Ki dalang Momon Sukirman, Sajak oleh Gan Oom Somara De Uci Budayawan, pemaparan materi oleh Rahmat Iskandar Budayawan/Praktisi, Agung Wisnuwardhana aktivis Hizbut Tahrir Indonesia, dan diskusi. Abduh
ABIMANYU merenung. Ia mencari jawaban atas satu hal yang sudah sekian lama mengusik batin dan hatinya. Namun, ia tidak menemukannya. Ini terkait dengan jimat Kalimasada yang disakralkan. Sejujurnya ia mengaku hanya tahu, tetapi tidak paham tentang pusaka yang menjadi ideologi’ bangsa Amarta itu. Sejak keberadaannya di Amarta, pusaka itu terus menjadi incaran berbagai pihak. Dari yang ingin melumpuhkan keampuhannya hingga yang berupaya merampas dan menguasainya. Akan tetapi, sejarah membuktikan Kalimasada tetap sakti dan bersemayam di bumi Amarta. Abimanyu menyampaikan penas rannya kepada pamongnya, Semar Badranaya. Sebagai generasi milenial dan penerus bangsa, Abimanyu merasa wajib memahami seluk-beluk pusaka itu. Semar menyarankan untuk bertanya kepada kakek buyutnya, Begawan Abiyasa, di Pertapaan Saptaarga. Sowan ke Abiyasa Pada suatu hari, Abimanyu sowan ke Saptaarga. Ia disertai Semar dan ketiga anaknya; Gareng, Petruk, dan Bagong. Kebetulan saat itu Kalimasada lagi-lagi menjadi isu hangat’ di kalangan elite. Prabu Puntadewa, sebagai pemimpin tertinggi negara, kembali menegaskan Kalimasada tidak bisa diutak-atik dan dijamin tetap berada di Amarta. Di antara putra-putri Arjuna, Abimanyu paling mirip dengan bapaknya. Selain tampan dan pemberani, ia juga gemar dan gentur menjalani laku prihatin. Kerap meninggalkan Kesatrian Plangkawati untuk bertawajuh lelana brata. Hanya membutuhkan waktu setengah hari, Abimanyu sampai di Pertapaan Saptaarga yang rindang, asri nan sejuk. Perjaka yang lahir dari rahim Sembadra ini memang tidak suka mampir-mampir. Seperti biasanya, kedatangannya disambut sejumlah cantrik yang lantas mempersilakannya masuk ke pendapa. Rasa lelah Abimanyu dan Panakawan cepat berlalu setelah menikmati nyamikan rebus-rebusan yang disajikan para cantrik. Ada ketela rambat, singkong, ganyong, enthik, dan kimpul. Minumannya air sendang dalam kendi serta wedang jahe merah hangat dengan pemanis madu hasil budi daya sendiri. Tak lama kemudian, Abiyasa menghampiri. Serta-merta Abimanyu sungkem. Adapun Panakawan menyampaikan salam taklim. Mereka kemudian berbagi kabar kebahagiaan dan bersamasama menghaturkan puji syukur ke hadirat Yang Mahamurah atas segala karunia-Nya. Kepada cicitnya, Abiyasa ndangu bertanya, apakah kedatangannya ke Saptaarga dolan atau diutus uaknya, Puntadewa. Abimanyu matur, ia sowan atas keinginan pribadi. Selain melepas kangen, ia ingin sabda sang kakek terkait dengan satu hal yang selama ini menggelayuti hati dan benaknya. “Cucuku, apa itu?” tanya Abiyasa. ”Pusaka Kalimasada, Kanjeng Eyang kakek. Itu apa dan kenapa vital serta fundamental bagi bangsa dan negara?” tanya Abimanyu. Abiyasa mengatakan semua warga Amarta wajib mengetahui, memahami, dan menjaga pusaka itu. Tanpa keberadaannya, Amarta akan roboh. Kenapa demikian, karena itu bukan pusaka semata, melainkan jati diri bangsa. Kristalisasi nilai Dalam pakeliran, Kalimasada ialah pusaka yang dimiliki leluhur Pandawa, yakni Sekutrem, yang didapatnya di Kahyangan. Jimat itu diwariskan kepada keturunannya hingga sampai Abiyasa dan kemudian Pandawa. Menurut kisahnya, banyak pihak yang menginginkan Kalimasada. Di antaranya Dewasrani yang berambisi menguasai marcapada. Juga Mustakaweni, putri mendiang Raja Manimantaka Prabu Niwatakawaca, yang menyamar menjadi Gatotkaca dalam upaya mencuri Kalimasada. “Kanjeng Eyang, kenapa pusaka itu disebut sebagai jati diri bangsa,?” tanya Abimanyu. Abiyasa menjelaskan bahwa pusaka itu merupakan kristalisasi nilai-nilai bangsa suku yang bertebaran dari ujung timur hingga ujung barat serta dari ujung utara hingga ujung selatan wilayah negara kesatuan Amarta. Jadi Kalimasada tidak bisa terpisahkan dari keberadaan bangsa Amarta. “Itu inheren dan tidak bisa diganggu-gugat,” tutur Abiyasa. “Namun, kenapa ya Eyang, hingga saat ini masih ada yang ingin membuat rumusan atau mengonsepkan pusaka itu?” Kembali Abiyasa mengatakan bahwa Kalimasada sudah demikian adanya sehingga tidak perlu dirumuskan lagi. Jangan sampai yang sudah jelas malah dibawa ke langit sehingga malah kabur. Jadi, tidak perlu didiskusikan ke sana kemari sehingga justru akan mendeligitimasi pusaka itu sendiri. “Jadi, tinggal dijaga saja. Diamalkan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara,” tuturnya. “Bagaimana cara mengamalkannya? ” tanya Abimanyu. Sebagai bangsa yang heterogen dan multikultur, ujar Abiyasa, setiap suku bangsa Amarta mesti bebas menjalani kehidupan masing-masing. Misalnya, warga Plangkawati dengan adat, norma, dan budayanya sendiri. Begitu juga warga kesatriyan wilayah lain yang menjadi bagian dari negara kesatuan Amarta. Jangan sampai, lanjutnya, Plangkawati memaksakan kehendak kepada warga Pringgondangi untuk menjalani adat kehidupan pihaknya yang dianggapnya paling baik. Begitu juga sebaliknya. Biarkan warga setiap suku leluasa menjalani kehidupan mereka sesuai dengan napasnya. “Setiap suku bangsa memiliki nilai-nilai sendiri. Jangan diharuskan sama. Itulah sejatinya keampuhan pusaka Amarta,” tuturnya. “Jadi pusaka Amarta itu tidak perlu dirumuskan lagi?” tanya Abimanyu. “Benar, cucuku. Seperti yang saya katakan tadi, bahwa Kalimasada itu saripati dari nilai-nilai kehidupan warga yang kodratnya prural, bersuku-suku bangsa. Jadi kalau dikonsepkan dalam wujud yang sama, itu justru akan merusak eksistensi bangsa yang berwarnawarni itu.” Lestari selamanya Abiyasa mewanti-wanti bangsa Amarta untuk tidak mencabarkan Kalimasada sebagai ideologi’. Setiap warga suku bangsa nyaman menjalani kehidupan sesuai dengan keyakinan, adat-istiadat, dan budayanya. Itulah cara menjaga keampuhan Kalimasada. Dengan demikian, Amarta akan lestari selamanya. Tak terasa hari menjemput sore. Awan lembayung memesona berarak di ufuk Barat. Serombongan burung emprit berebut ke peraduannya, berbarengan dengan keluarnya kelelawar-kelelawar dari persembunyiannya. Abimanyu memohon pamit kepada sang kakek untuk kembali ke Plangkawati. Pun Panakawan meminta permisi. Abiyasa berpesan kepada Abimanyu untuk selalu eling dan waspada. Tak lupa, Abiyasa berterima kasih kepada Semar dan anak-anaknya yang istikamah menjaga momongannya di jalan keutamaan. M-2
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Geger RUU, mengingatkan kembali kisah cerita budaya wayang jawa tentang buku kitab jimat kalimasada. Pusaka vital negeri amarta ini dalam kisah pedalangan jawa digambarkan sebagai pusaka ampuh "ruh kehidupan " bagi seluruh negeri amarta diraja. Jimat kalimasada ini dikisahkan sebagai pusaka tetapi tidak berwujud pusaka yang secara lahiriah berbentuk senjata "wesi aji" melainkan kitab kehidupan yang menjadi penuntun laku seluruh negeri amarta. Beberapa literatur pewayangan dan gaya pedalangan kadang menyebutkan juga dengan nama "jamus kalimosodo". Kewibawaan sang pusaka jimat kalimasada juga kadang digambarkan para dalang dengan ilustrasi sikap tubuh tetumbuhan yang "tumelung" atau melengkung sebagai simbol rasa hormat dan kepatuhan yang mendalam sekaligus sikap pasrah jiwa yang tinggi terhadap pusaka jimas kalimasada. Digambarkan pula tak ada burung satu pun yang berani terbang di atas singgasana raja amarta, karena siapa berani mencoba melawan "perbawa" wibawa jimat kalimasada bakal "jungkel luntak ludiro sirno margolayu" mati terjungkal muntah darah seketika. Begitu ampuhnya jamus kalimasada ini, bahkan juga digambarkan mampu menguji integritas keagungan dan kemuliaan budi para kesatria pandawa. Ketika para kesatria pandawa, terpikat oleh hawa nafsu, angkara murka, dan lalai berpegang pada kebajikan dan keluhuran budi, jimat kalimasada mampu "meninggalkan isi esensial keampuhannya" lalu megembara menguji dan menyadarkan kembali para kesatria pandawa di jalan benar dan lurus sebagai negeri yang berbudi bawa laksana. Jimas Kalimasada adalah undang-undang kehidupan negeri amarta yang adiluhung dan sakti mengayomi kedamaian, ketenteraman, keagungan dan kemuliaan negerinya. Jimas kalimasada adalah produk perundangan yang lahir dari proses "semede topo broto", prihatin, bekerja keras, membangun kemaslahatan seluruh negeri. Jimas Kalimasada, adalah perundangan yang integratif mengalir menjadi darah putih setiap satria amarta diraja, dan karena itulah kesaktian dan keampuhannya tidak pernah ada cerita wayang yang mampu menampilkan kekalahan dari jimat kalimasada apa keterkaitannya dengan geger RUU yang saat ini sedang memanas di negeri tercinta ? Kisruh tolak menolak RUU yang saat ini sedang bergejolak, bisa saja dianalogikan sebagai pembanding tentang "ruh undang-undang" yang secara hakiki memang menjadi miliki kehidupan semua masyarakat Indonesia. Undang-undang yang lahir dari pengkajian secara mendalam, dan memang menjadi "aliran darah" kehidupan, sumber acuan kehidupan berbangsa, dan memang memiliki kemaslahatan kemanfaatan, yang terproses melalui "semedi" para penggagas undang-undang mestinya dan tentunya tidak akan memunculkan pergolakan-pergolakan sebagai simbol penolakan dan sikap anti pati para kesatria pandawa terpikat ulah picik pandito durno, dalam kisah pewayangan, jimat kalimasada kemudian "keluar dari isi jamus" lalu mengembara "malik sukma" atau berubah wujud menjadi begawan atas angin yang tiba-tiba menjadi pejuang kebenaran dan menghancurkan kemunafikan dan keangkaramurkaan para satria astina pimpinan pandito durno dan membelalakkan para satria amarta yang lalai terpikat kepentingan sesaat bujukan pandito durno dan gerombolannya. Gambaran kisah pewayangan ini bisa saja menjadi belah cermin, bahwa produk undang-undang adalah jiwa kehidupan yang harus disusun dibuat dengan tidak setitik kata pun yang lahir dari jiwa keburukan. Apalagi yang disusun berlandaskan kepentingan golongan, kepentingan kekuasaan, kepentingan sesaat, sebagai bumper perkasa yang dipergunakan untuk menghantam dan memberangus setiap gerak yang dianggap mengganggu kepentingan dan kenyamanannya. Produk undang-undang seperti ini jauh dari kemaslahatan kemanfaatan melainkan justru menjadi bentuk kemudaratan yang tidak konstruktif bagi kehidupan berbangsa dan seperti halnya kisah pusaka jimat kalimasada, diproses, melalui "semedi topo broto" prihatin, bertapa untuk mendapatkan petunjuk dan wahyu ilahi sebagai sumber kekuatan dan kesaktian undang-undang itu sendiri. Sebab, undang-undang adalah acuan untuk mengatur kehidupan berbangsa dan bernegara sama seperti jamus kalimosod di negeri amarta diraja yang menjadi panutan kehidupan seluruh bangsanya. Disinilah maka memang lalu memunculkan banyak tanya, bagaimana mungkin akan melahirkan undang-undang yang merupakan jiwa kehidupan berbangsa dan bernegara bila mana prosesnya penuh dengan sikap ketergesaan, tidak terkaji secara mendalam, dan terkesan sekedar mengejar target belaka ? Apalagi maaf dan maaf, kadang kadang juga ada tanya, bagaimana kalau para penggagas undang-undang itu sendiri yang proses hadirnya sebgai legislator tidak semua mulus merupakan wakil rakyat sesungguhnya ? 1 2 Lihat Politik Selengkapnya
Definisi 'kesaktian' Indonesian to Indonesiannoun 1 kepandaian kemampuan berbuat sesuatu yg bersifat gaib melampaui kodrat alam - itu diperolehnya dng jalan bertapa di puncak gunung;source kbbi3 2 kekuasaan gaib krn - yg dimilikinya, ia pun dapat menolak setiap guna-guna yg ditujukan kpd dirinyasource kbbi3 More Wordssakti, mustajab, mempan, kebal, mampu, ampuh, kemujaraban, aji-aji, keampuhan, hikmat, Related Wordssakti, kesaktian, menyaktikan, Visual ArtiKata Klik untuk memperbesar. Explore kesaktian in > ×Close X
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Kisah Jimat KalimasadaPada jaman dahulu yang namanya jimat selalu diperebutkan dan selalu berusaha untuk bisa mendapatkannya walau penuh dengan perjuangan dan melakukan kekerasan demi mendapatkan jimat yang bisa digunakan untuk kekebalan dan kesaktian diri orang yang memiliki jimat tersebut. Salah satu yang diperebutkan dalam dongeng ini adalah jimat pemilik Jimat kalimasada adalah Prabu Darmakusuma, salah satu anggota keluarga diperoleh dari Mbah buyutnya yang bernama ini sangat ampuh karena bisa digunakan apa saja sesuai kemauan pemiliknya. Sehingga jimat kalimasada jadi rebutan para pemimpin seorang yang ingin memiliki kesaktian yang luar biasa. Dia adalah Dewa Serani. Dewa Serani ingin menguasai dunia, maka dia bertanya pada ibunya Betari Durga istri Betara KalaBagaimana agar bisa menguasai dunia? Ibunya memberi saran agar dia memiliki jimat pemilik jimat itu ibu tanya Dewa Serani pada adalah Prabu Darmakusuma, saudara tertua Pandawa hari Dewa Serani berhasil mencuri Jimat Kalimasada tersebut, tapi berkat ketangkasan Arjuna salah satu dari satria Pandawa, jimat itu berhasil direbut ada apa dibalik dongeng zaman kerajaan Demak ini menurut ajaran Islam? Ternyata yang dimaksud jimat itu adalah “Azimah” yang artinya sesuatu yang bertuah atau sakti. Sedangkan “sada” kependekan dari syahadat. Jadi yang dimaksud Jimat Kalimasada itu adalah Azimat Kalimat Syahadat. Yaitu rukun Islam yang pertama. Mengucapkan kalimat sebabnya orang yang ingin hidupnya tentram, aman dan bahagia dunia akherat, terhindar dari godaan setan dan jin, mereka harus masuk Islam. Karena syahadat adalah rukun Islam yang lima digambarkan sebagai rukun Islam yang jumlahnya ada lima. Siapa saja mereka itu? Yang pertama adalah Prabu Darmakusuma atau disebut juga sebagai Yudistira yang digambarkan dalam wayang kulit dibagian kepalanya memakai ikat atau sumping yang bertulisana Kalimat syahadat. “ Aku bersaksi tiada Tuhan selain Allah, dan Muhammad adalah utusan/Rasul Allah”Sedangkan yang nomer dua Sena atau Werkudara, mengenakan gelang supit urang, wajahnya menunduk ke bawah yang menggambarkan orang yang sedang sholat. Bila pekerjaannya belum selesai dia tidak akan melayani orang lain. Itulah gambaran orang yang sedang sholat, bila belum selesai tidak boleh membatalkannya hanya karena urusan yang tidak penting. Werkudara atau Sena punya ajian yang sangat ampuh yaitu Pancanaka. Lima kekuatan yang diperoleh karena kekhusukannya dalam sholat. Artinya bila sholat dilakukan dengan baik maka kita akan menjadi manusia yang Janaka atau Arjuna atau juga disebutPermadi, punya jiwa yang tguh karena senang bertapa atau berpuasa. Yaitu rukun Islam yang ketiga. Dengan puasa manusia akan punya hati yang bersih dan jiwanya kuat menghadapi ujian dan godaan yang sering datang silih berganti. Selain itu wajah orang yang sering puasa itu juga berseri seri dan terlihat bagaimana dengan rukun Islam yang ke empatdan ke lima? Ternyata rukun ini digambarkan oleh tokoh Pandawa yang lain yaitu Nakula dan Sadewa. Dua satria ini senang bekerja berpenampilan necis. Karena giat bekerja otomatis mereka sangat kaya. Mereka tidak pelit membayar zakat. Sebagai rukun Islam yang ke kekayaaannya mereka sadar dan merasa mampu untuk menunaikan ibadah haji sebagai rukun Islam yang ke gambaran dari Pandawa Lima menurut versi kerajaan Demak yang menyebarkan Agama Islam dengan pendekatan wayang yang ada di pulau dengan tokoh yang ingin mencuri jimat Kalimasada? Dewa Serani adalah masuk dalam kelompok kafir yang tidak mengakui adanya rukun Islam. Karena Dewa Serani adalah putra dari Batara Kala yang selalu bersifat jahat dan ingin merusak tatanan yang sudah dongeng singkat tentang Jimat Kalimasada yang selalu diperebutkan oleh tokoh perwayangan pada jaman dahulu. Ini merupakan salah satu cara agar dengan mudah ajaran agama Islam bisa diterima oleh masyarakat yang suka kesenian wayang. Sambil menikmati kesenian wayang tanpa terasa hatinya disentuh agar bisa menerima kebenaran yang diajarkan oleh Islam. Tanpa adanya pertumpahan darah Lihat Puisi Selengkapnya